Case Study

Bali Waste Cycle (BWC) – Denpasar

Latar Belakang

Bali menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Sebagai destinasi wisata internasional, citra lingkungan bersih sangat penting. Namun, sebagian besar sampah masih berakhir di TPA, menimbulkan beban emisi dan biaya pengelolaan yang tinggi.

Bali Waste Cycle (BWC) berdiri untuk menjadi solusi lokal dengan mengutamakan daur ulang, RDF (Refuse-Derived Fuel), dan ekonomi sirkular. Untuk meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik, BWC berkolaborasi dengan Sampah Watch.


Tantangan

  • Data pengelolaan sampah masih manual & sulit diverifikasi.
  • Kurangnya transparansi membuat sulit menarik investor & green finance.
  • Potensi kredit plastik & karbon belum dimonetisasi secara optimal.

Solusi dengan Sampah Watch

Melalui integrasi sistem Sampah Watch, BWC kini memiliki:

  1. Digital Waste Traceability
    Setiap ton sampah yang masuk tercatat lengkap (organik, anorganik, residu) dengan QR code untuk verifikasi publik.
  2. Diversion & Circularity Tracking
    Sistem menghasilkan Certificate of Diversion & Circularity yang menunjukkan tingkat diversion dan tonase material sirkuler.
  3. Emission Reduction Accounting
    Data pengurangan emisi CO₂eq dari pencegahan metana dan substitusi batubara oleh RDF terdokumentasi dalam Carbon Emission Reduction Statement.
  4. Plastic Credit Issuance
    Dari setiap kilogram plastik yang berhasil terkumpul, diterbitkan kredit plastik terverifikasi yang dapat dimonetisasi.

Hasil yang Dicapai

  • Diversion rate 22%: hampir seperempat sampah tidak lagi masuk ke TPA.
  • 0.9184 tCO₂eq emisi terhindar dalam satu periode pencatatan.
  • 66 kredit plastik diterbitkan senilai Rp264.000.
  • Data operasional kini dapat diakses publik, meningkatkan transparansi dan daya tarik bagi green finance.

Dampak

Dengan transparansi data, BWC tidak hanya mengurangi beban lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Proyek ini membuktikan bahwa sampah bisa menjadi aset bernilai, sekaligus memperkuat posisi Bali sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan.


Kesimpulan

Studi kasus BWC di Denpasar menunjukkan bagaimana digitalisasi data pengelolaan sampah dapat mengubah model bisnis waste management. Dengan Sampah Watch, BWC kini siap menjadi role model implementasi circular economy berbasis data di Indonesia.



Case Study: TPST Babakan Sari Bandung x Ingram

Latar Belakang

Kota Bandung menghasilkan ribuan ton sampah setiap harinya. Sebagian besar masih berakhir di TPA Sarimukti, yang menimbulkan beban lingkungan, biaya tipping fee, serta risiko emisi gas rumah kaca.

Untuk menghadirkan solusi nyata, TPST Babakan Sari bekerja sama dengan Ingram menerapkan sistem digital Sampah Watch, menjadikannya salah satu proyek percontohan traceability sampah di Jawa Barat.


Tantangan

  • Data pengelolaan sampah sebelumnya masih manual dan terpisah.
  • Tingkat diversion belum terukur secara transparan.
  • Pengurangan emisi dan potensi kredit plastik/karbon tidak terdokumentasi dengan baik.

Solusi dengan Sampah Watch

Melalui integrasi sistem Sampah Watch, TPST Babakan Sari kini mampu:

  1. Mencatat Data Primer Secara Digital
    Dari 1.000 kg sampah yang masuk, tercatat 65% organik, 25% anorganik, dan 10% residu.
  2. Mengukur Diversion & Circularity
    Dalam periode pengolahan, dihasilkan 22% diversion rate, dengan 0.15 ton material daur ulang (plastik, kertas, logam, kaca) dan 0.07 ton RDF.
  3. Menghitung Reduksi Emisi
    • 0.0273 ton CH₄ (38.09 m³) berhasil dicegah setara dengan 0.7644 tCO₂eq.
    • 0.056 ton batubara berhasil disubstitusi melalui RDF, setara 0.154 tCO₂.
    • Total emisi yang dihindari: 0.9184 tCO₂eq.
  4. Menerbitkan Kredit Plastik
    Sebanyak 0.083 ton plastik berhasil dikumpulkan, diverifikasi, dan menghasilkan 66 kredit plastik senilai Rp264.000.
  5. Transparansi Publik dengan QR Code
    Semua dokumen (Data Primer, Diversion Certificate, Carbon Emission Reduction, Plastic Credit) dapat diverifikasi publik melalui QR code resmi Sampah Watch.

Hasil yang Dicapai

  • Diversion rate 22%, mengurangi sampah ke TPA.
  • Total emisi terhindar 0.9184 tCO₂eq dalam satu periode.
  • Penerbitan 66 kredit plastik yang dapat dimonetisasi.
  • Transparansi data meningkatkan kepercayaan Pemda dan potensi akses ke green finance.

Dampak

Implementasi Sampah Watch di TPST Babakan Sari membuktikan bahwa digitalisasi data sampah bukan hanya meningkatkan akurasi, tapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui circular economy dan kredit lingkungan.

Dengan sistem ini, TPST Babakan Sari x Ingram berhasil menjadi pionir di Bandung dalam mewujudkan pengelolaan sampah berbasis data, transparansi, dan keberlanjutan.


Kesimpulan

Studi kasus ini menunjukkan bahwa dengan ketertelusuran data, sampah tidak lagi sekadar masalah, melainkan dapat menjadi aset bernilai. Proyek TPST Babakan Sari x Ingram menjadi role model digitalisasi pengelolaan sampah perkotaan yang siap direplikasi di kota-kota lain di Indonesia.