
From Waste Problems to Data-Driven Solutions
Indonesia menghasilkan lebih dari 70 juta ton sampah per tahun, sebagian besar masih dikelola secara manual, terfragmentasi, dan sulit diverifikasi. Akibatnya, muncul tantangan:
- Double accounting pada kredit plastik dan karbon → kepercayaan rendah.
- Beban tipping fee pemerintah daerah tanpa model monetisasi.
- Minim transparansi → sulit menarik investor & green finance.
Sampah Watch hadir sebagai solusi menyeluruh.
1. Digital Monitoring

Setiap volume sampah yang masuk, diversion rate, RDF, material daur ulang, dan emisi yang dihindari tercatat otomatis. Semua data dapat divisualisasikan dalam dashboard real-time untuk Pemda, offtaker, dan masyarakat.
2. Traceability with IoT & Blockchain

Setiap batch sampah memiliki identitas digital unik. Dengan QR code dan tokenisasi blockchain, semua data bisa diverifikasi publik, mencegah manipulasi maupun klaim ganda.
3. ESG Reporting Engine

Kami menyediakan laporan ESG yang sesuai standar global, sehingga pemerintah, BUMN, dan korporasi dapat membuktikan komitmen keberlanjutan dengan data yang akurat dan kredibel.
4. Circular Economy Marketplace

Sampah Watch menghubungkan TPST dengan offtaker RDF, plastik, kompos, dan material daur ulang. Dari sampah yang semula tidak bernilai, tercipta peluang baru di ekosistem ekonomi sirkular.
5. Carbon & Plastic Credits

Dari RDF yang menggantikan batubara hingga plastik yang berhasil dikumpulkan, semua terdokumentasi sebagai kredit karbon dan kredit plastik. Sertifikat digital ini siap diperdagangkan dan dimonetisasi, membuka jalan menuju green finance.
6. AI-Powered Optimization
Artificial Intelligence membantu memprediksi timbulan sampah, mengoptimalkan logistik, serta menghasilkan laporan ESG otomatis. Dengan AI, pengelolaan sampah menjadi lebih efisien, adaptif, dan berdaya guna.
Transforming Waste into Worth
Sampah Watch bukan hanya aplikasi, tapi ekosistem solusi yang mengubah sampah menjadi data, data menjadi transparansi, dan transparansi menjadi nilai ekonomi yang nyata.