Dalam beberapa tahun terakhir, kredit plastik dan kredit karbon muncul sebagai instrumen penting untuk membiayai transisi menuju ekonomi hijau. Perusahaan FMCG, pemerintah daerah, hingga investor global berlomba-lomba membeli kredit ini untuk memenuhi target EPR (Extended Producer Responsibility) maupun komitmen ESG.
Namun, ada satu masalah krusial yang bisa merusak seluruh sistem: double accounting.
Apa Itu Double Accounting?
Double accounting adalah kondisi di mana satu aksi pengurangan emisi atau daur ulang sampah diklaim lebih dari sekali oleh pihak berbeda. Misalnya:
- 1 ton plastik didaur ulang oleh TPST → diklaim sebagai kredit plastik oleh pengelola.
- Kredit yang sama kemudian juga diklaim oleh perusahaan FMCG yang bermitra.
Hasilnya, angka kredit jadi terduplikasi, padahal aksi nyatanya hanya satu.
Mengapa Ini Berbahaya?
- Merusak Kredibilitas
Investor dan lembaga keuangan akan kehilangan kepercayaan jika kredit yang mereka beli ternyata dihitung ganda. - Menghambat Green Finance
Dana hijau hanya akan mengalir ke sistem yang transparan dan terverifikasi. Double accounting membuat pasar kredit karbon dan plastik Indonesia sulit diterima di tingkat global. - Melemahkan Regulasi
Jika data tidak tertelusur, pemenuhan kewajiban EPR atau target ESG perusahaan bisa dipertanyakan. Akibatnya, regulasi nasional tidak efektif.
Bagaimana Mencegahnya?
Sampah Watch menawarkan solusi melalui:
- Traceability Data
Setiap batch sampah memiliki identitas digital unik (komposisi, volume, lokasi, waktu). - QR Code Verification
Dokumen resmi seperti Plastic Credit Issuance Report dan Carbon Emission Reduction Statement dapat diverifikasi publik. - Blockchain Smart Contract
Tokenisasi batch sampah memastikan klaim kredit tidak bisa digandakan. Satu aksi = satu klaim sah.
Studi Kasus
Di TPST Babakan Sari Bandung, 0.083 ton plastik berhasil terkumpul dan diverifikasi sebagai 66 kredit plastik senilai Rp264.000. Karena setiap kredit punya QR code unik, kredit ini tidak bisa diklaim ulang oleh pihak lain.
Demikian pula, dari RDF yang dihasilkan, tercatat 0.9184 tCO₂eq emisi berhasil dihindari, terdokumentasi dalam Carbon Emission Reduction Statement. Data ini langsung terhubung dengan sistem, sehingga klaim ganda bisa dicegah.
Penutup
Double accounting bukan sekadar masalah teknis—ia adalah ancaman bagi kredibilitas pasar hijau Indonesia. Tanpa solusi, kredit plastik dan karbon hanya akan dipandang sebagai angka semu.
Dengan pendekatan digital dan blockchain, Sampah Watch memastikan setiap aksi lingkungan memiliki bukti tunggal yang kredibel. Inilah fondasi agar kredit plastik dan karbon benar-benar diakui, diperdagangkan, dan menarik dana hijau global.
Karena pada akhirnya, kepercayaan adalah mata uang utama dalam ekonomi hijau.
Leave a Reply